Ad seorang anak yg bernama Tami. Ia adalah anak yg periang dan mudah bergaul. Dia juga mempunyai 4 orang teman yg sangat menyayangi dia. Mereka adalah Nana, Marsya, Ira, dan yg paling dekat dengan Tami dari yg lainnya yaitu Wanda. Mereka berteman sejak masuk SMP dan sekarang mreka msh duduk d kls 9. Walau berbeda kelas mereka tetap kompak dan perduli satu sama lain. Setiap pulang sekolah mereka menyempatkan diri untuk berkumpul bersama. Suatu hari Tami mendapat sms dari temannya yaitu Dodo. ”Sms dari sapa mi??”tanya Marsya. “Biasa dari si Dodol.”jawab Tami. Dodo adalah teman sms setia Tami. Mau siang malem pagi dia gak pernah lupa buat sms Tami. Tapi sebenarnya Tami dan Dodo belum pernah bertemu. Mereka berkenalan dari nomor telfon Dodo yg nyasar k nomor Tami. Dodo anak yg baik untuk soal anak salah sambung. Karena Dodo tidak seperti orang kebanyakan dia adalah anak yg mudah di ajak berbicara(walo disini sebenernya smsan). Dari awal Dodo mengesms Tami, Tami sudah merasa nyaman berbincang(ya sbnrnya smsan) dengan Dodo. Sudah beberapa bulan Tami dan Dodo smsan. Tetapi mereka belum pernah bertemu. Suatu hari Tami curhat ke Wanda. ”Wan, ak pengen ikh ..! ketemuan ma si Dodol. Penasaran muka dia tuh gimna?!”kata Tami. ”Ya udah ketemuan aja apa susahnya sih?!! Tinggal sms dia kalo kamu pengen ketemuan ma dia.”jawab Wanda. ”akh .. gak mao kalo ak yg ngajakin mah. Kalo dia yg ngjakin duluan mah kagak masalah.”jawab Tami. ”Gimana sih! Katanya mo ketemu ma dia tapi gak mau ngjakin ketemua. Malah nunggu dia yang ngajak. Dasar ! kapan kamu bisa ketemu dia kalo gitu mah.”kata Wanda. Tami hanya tersenyum membalas perkataan Wanda tadi. Sebenarnya Wanda memang sngat benar, tapi ya namanya juga cewek suka malu kalo ngajak cowok ketemuan duluan. Hari demi hari berlalu Dodo mulai tidak mengesms Tami lagi. Tami mulai sedih karena tidak di sms oleh Dodo lagi. Dia mulai merasa kehilangan Dodo. Dia ingin sms Dodo duluan tapi dia tidak berani karena malu. Akhirnya ia hanya pasrah saja dan melalui harinya tanpa sms atau lelucon dari Dodo. Hari minggu cerah biasanya Tami selalu bangun siang dan bermalas-malasan di rumah. Tapi tidak untuk hari ini karena ia akan pergi berasama 4orang temannya. Selesainya ia berkemas Tami segera berpamitan dan pergi ke tempat janjian mereka bertemu. Di perjalanan Tami terus di sms oleh teman”nya karena Tami datang terlambat. Sesampainya di tempat janjian yg Tami dapatkan adalah rasa marah teman”nya yg kesal menunggunya. ”Beuh.. Tami Tamoy kitakan udah bilang kita janjian disini jam9. Kok kamu dtgnya jm10. Capek tau kita nungguin kamu.” oceh Marsya. ”Ya udahlah. Mang dah kebiasaan Tami kan jdi tukang ngaret.”sambung Nana. ”Iya bener tuh kata Nana. Dari pada kita marah”in si Tami mendingan kita berangkat sekarang.” usul Ira. Hanya Wanda yg tidak berkomentar karena ia sendiri pun baru datang. Dan sama kejadiannya dengan Tami ia di marahi oleh Marsya dan Nana. Dari tempat janjian pergi lah mereka k mall. Sebelum sampai di mall tujuan mereka. Di tengah jalan tiba” hujan turun sngat lebat. Mereka yg semula tertawa” menjadi terdiam karena hujan. ”Waduh hujan gimana ni??” tanya Nana. ”Gimnanya yg gmna?? Cuma ujan doang.”kata Tami. ”Gimana kita masuk ke mall nya. Kan kita harus nyebrang dulu. Kalo ujan deres gini mah masuk” mall kita kayak orang abis mandi. Akh..!! OGAH banget.” ujar Nana. Setibanya di mall mereka berlari dan sampai lupa membayar ongkos angkot yg tadi mereka naiki. Dan bodohnya si mang angkot pun tidak ingat dan langsung pergi begitu saja. Setelah sampai di dalam mall mereka segera pergi k toilet karena Nana tidak tahan dengan rambutnya yg acak”an because hujan. Setelah menemani Nana mereka langsung pergi ke bioskop. Sesampainya di bioskop mereka segera membeli tiket. ”Siapa yg mongantri??” tanya Tami. ”Jangan Nana akh..!!” jawab Nana dan langsung memberi uang tiket kepada Tami.”Kamu aja yg ngatri Mi. Kamu kan yg sering ngantri. Nih uangnya Nana talangin dulu. Pada byar ke Nana ya awas kalo gak bayar.” ancam Nana. ”Saya lagi saya lagi. Dasar kamu Na. Sekali-kali kamu yg ngantri napa.” keluh Tami. ”Waduh DON’T Nana laa. Nanti gg bener nempatin tmpt duduknya.” sahut Marsya. Di sertai anggukan Ira dan Wanda. Dengan terpaksa Tami lah yg mesti mengalah. Dan akhirnya ia pun mengantri. Saat mengantri ada seseorang yg menabrak dirinya dia adalah Dodo, tapi karna belum prnh bertemu Tami tidak tau kalau itu adalah Dodo. ”Aduh.” sakit Tami. ”Maaf !” ucapnya. ”Iya gak apa-apa.” jawab Tami sambil menahan rasa sakit. “auuuuu .... sakit banget. Orang apa sih tuh. Kok tenaganya kuat banget.” Setelah menunggu antrian sambil menahan sakit di tangannya Tami segera ke tempat teman”nya duduk. “Nih tiketnya Mar. Aku gg mau megang takut ilang.”kata Tami sambil menyerahkan tiket kepada Marsya. “Siiiip..!!”kata Marsya. “Ooy kamu kenapa Tam?? Kok dari tadi megangin tangan terus??”tanya Wanda. “Hooo.. ini nih tadi aku ketabrak ma kakak-kakak. Kenceng bin sakit bgt pula. Untung aja gg sampe ak jatoh. Kalo sampe jatoh nih muka mo di kemanain.”balas Tami yang masih memegangi tangannya. “Oh.., kasian sabar aja y.”balas Wanda. Tami hanya membalas dengan senyuman terpaksa. Beberapa menit berlalu merekapun segera masuk ke studio. Dan tanpa di duga Dodo pun masuk ke studio yg sama. Tami tak menyangka bahwa orang yg menabraknya tadi menonton film yg sama dengannya. Segera sajalah ia memberitau kepada Wanda. Film pun selesai mereka bergegas keluar dari studio. Tangan Tami pun sudah tidak sakit lagi. Setelah menonton mereka segera ke foodcord. “Huaaaaa.. laper bgt. Pengen makan apa ya??”kata Nana. “Makan batu aja biyar kenyang!”sahut Marsya di ikuti tawa teman-temannya. “Ikh jahat ...! kok Nana di suruh makan batu. Pada tega nih ke Nana.”kata Nana. “Haha .. y gg lah na kita Cuma bercanda santai ja.”balas Tami. “Hey ayo cari tempat duduk trus nyari makan trus nyari minum trus maen lagi trus muter-muter trus ...” “Udah stop Ira. Mending kita langsung nyari tempat duduk ja.”kata Wanda. Mereka pun akhirnya mencari tempat duduk dan segera makan. Setelah selesai makan Tami berpamitan untuk pulang diikuti Wanda. Sementara Nana, Ira, dan Marsya. Di ankot Tami dan Wanda sama sekali tak berbincang entah ap yang di pikirkan mereka. Padahal biasanya saat mereka hanya berdua mereka selalu berbincang hingga tak tau lagi ap yang ingin mereka bicangkan. Beberapa menit berlalu Wanda turun duluan dari angkot. Ia pun tak lupa berpamitan kepada Tami, tapi Tami hanya membalas dengan senyuman kecil. Beberapa hari berlalu setelah jalan bersama teman”nya Tami tak masuk sekolah karena sakit. Entah ia kelelahan atau penyebab lain. Teman”nya pu berencana menengoknya. “Hey..! tengokin Tami yok!”ajak Nana. “Iya. Si saya sudah rindu ma ketawa dia.”balas Marsya. “Kamu ikut juga ya Ra?!!”ajak Marsya dan di balas dengan anggukan Ira. “EUH! Mana sih si Wanda?? Di tungguin tak muncul-muncul.”keluh Nana. “Nah akhirnya yang di tunggu dateng juga! Kemana ja kau Wanda??”kata Nana sambil menepuk bahu Wanda. “Ah, maaf saya abis nyari guru tadi. Kenapa mangnya??”tanya Wanda. “Kita mo ngejengukin si Tami. Diakan dah beberapa hari ni gg masuk sekolah.”jawab Ira. “Euh, maaf saya gg bisa ikut kalo sekarang mah. Soalnya saya ada kerja kelompok. Dah mepet waktunya. Salamin ja ya buat Tami.”jawab Wanda sambil berjalan pergi meninggalkan teman”nya. “Hah?? Gg salah tuh si Wanda gg mau jenguk si Tami?? Biasanyakan dia yang paling hawatir kalo ada apa” ma si Tami. ANEH!!”celoteh Marsya. “Ya udahlha kita ja yang ngejenguk si Tami. Mungkin mang bener-bener mepet tugasnya.”sahut Nana sambil menatap Wanda yang sudah jauh dengan sinis. “Kamu kok ngeliatin si Wanda sinis gitu?? Kamu marah karna dia gg ikut ngejenguk si Tami??”tanya Ira. Sambil menunggu ankot. “Gg tau tiba-tiba jadi bete ma Wanda coz gg ikut kita ngejenguk si Tami.”gerutu Nana. Suasana berubah menjani aneh karena Nana marah tanpa sebab. Di angkot pun semuanya diam karena tidak ada yang cerewet seperti biasanya. Sesampainya di rumah Tami mereka di kagetkan dengan adanya bendera kuning yang terpasang d depan rumah Tami. Segeralah mereka berlari karena kaget. Sesampainya didepan rumah Tami mereka mencoba bertanya kepada seseorang, tapi tak berani. Akhirnya mereka masuk dan mencoba mencari tau siapa yang meninggal. Sesampainya diruang tengah ternyata yang mereka dapatkan adalah Tami yang sedang tertidur lelap di tengah” ruangan. Dengan wajah pucat tersirat senyuman bahagia di wajahnya seperti sebuah kelegaan yang luar biasa, tapi juga terlihat mata yang gusar seperti sedang menunggu seseorang. “Tamiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...................!!!!!!!!!!”teriak Nana. Sambil memeluk badan Tami.”Tamiiiiiiii.........!!!!”teriak Nana lagi. Nana pun jatuh pingsan karna shok. “NANA!!”teriak Marsya dan Ira. Segeralah Nana di bawa ke kamar tamu rumah Tami. Ira pun segera menelfon Wanda. Tutuuuuutuuuutuuuuuuutuuuuu .... “Assalammualaikum.” “Waalaikumsalam. Wanda cepet ke rumah Tami!!”suruh Ira. “Kan tadi udah saya bilang Ra saya gg bisa k rumah Tami saya gi sibuk.”jawab Wanda. “Pokoknya sekarang kamu harus ke rumah Tami. Pokoknya HARUS!!”bentak Ira. “Loh kok kamu maksa Ra! Mang segitu parahnya ya si Tami??”tanya Wanda. “terpaksa langsung ngomong di telfon”geram Ira dalam hati. “Tami meninggal.”jawab Ira pelan sambil mengeluarkan air mata. “Innalillahi wainnalillahi roziun. Kapan Ra?? Kenpa dia bisa..?? y udah saya langsung ke sana sekarang.”khawatir Wanda . Sambil menahan tangis ia pergi ke rumah Tami diikuti pula oleh teman-teman sekelompoknya. Di dalam angkot Wanda hanya bisa menahan rasa bersalahnya karena ia tak menengok Tami yang sedang sakit. Padahal dia tahu kalau Tami sedang membutukan Wanda. Karena sebelum teman”nya mengajak Wanda menjenguk Tami, Tami sudah mengsms meminta Wanda menjenguknya terlebih dahulu. “Wanda jenguk sya knp .. Ad yg mo sya ceritain ke km.. Dtg y kerum saya hari ini .. Bwa jgu anak” yg laen .. =))”
Wanda pun membalas:“Maaf Tam tam .. Sya gg bisa kesana skrg .. Cz hri ni sya ada krja klmpok ..”
Tami pun tak membalas. Sesampainya di rumah Tami Wanda pun di kejutkan dengan banyaknya orang” di rumah Tami dan adanya bendera kuning yang di pasang di depan rumah Tami. Segeralah Wanda berlari ke rumah Tami dan cepat” masuk ke rumahnya. Saat ia sudah berada di ruang tengah ia lihatlah temannya yang sedang tertidur dengan senyum mengembang di bibirnya. Ia pun menyampiri tubuh Tami yang sedang berbaring tak bernyawa. Wanda pun membuka kain tipis yang menutupi wajah Tami. Dan tanpa ia sadari air matanya sudah keluar.maap ni lom slese ..
msih dlm proses hhe ..
mian jg y cz jelek ..
cmnt ya di mohon saran"nya hhe ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar